Oleh: Risanto siswosudarmo
Departemen Obstetrika dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran UGM
Yogyakarta
Pendahuluan
Perdarahan pascasalin adalah perdarahan yang terjadi setelah bayi lahir yang melewati batas fisiologis normal. Pada umumnya seorang ibu melahirkan akan mengeluarkan darah secara fisiologis sampai jumlah 500 ml tanpa menyebabkan gangguan homeostasis. Dengan demkian secara konvensional dikatakan bahwa perdarahan yang melebihi 500 ml dapat dikategorikan sebagai perdarahan pascasalin dan perdarahan yang secara kasat mata mencapai 1000 ml harus segera ditangani secara serius.(1) Definisi baru mengatakan bahwa setiap perdarahan yang yang dapat mengganggu homeostasis tubuh atau mengakibatkan tanda hipovolemia termasuk dalam kategori perdarahan postpartum.(2) Perdarahan pascasalin dapat terjadi segera setelah janin lahir, selama pelepasan plasenta atau setelah plasenta lahir. Perdarahan yang terjadi sebelum dan selama plasenta lahir lebih dikenal sebagai perdarahan kala III dan perdarahan setelah plasenta lahir sebagai perdarahan kala IV, dan sering disebut sebagai immediate postpartum bleeding. Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah plasenta lahir deikenal dengan perdarahan pascasalin dini (early postpartum bleeding).(2)
Kemampuan seorang wanita untuk menangulangi akibat buruk pedarahan tergantung pada status kesehatan sebelumnya, ada tidaknya anemia, ada tidaknya hemokonsentrasi seperti pada preeklamsia dan ada tidaknya dehidrasi. Perdarahan sebanyak lebih dari 1/3 volume darah atau 1000 ml harus segera mendapatkan penanganan. Volume darah (dalam ml) dihitung dengan rumus berat badan (BB) dalam kg dikalikan dengan angka 80.(3)
Tulisan ini secara khusus bertujuan membahas penanganan perdarahan pascasalin dini karena atoni dan usaha penanganannya menggunakan tampon kondom dalam rangka menurunkan angka kematian ibu (AKI).
Penanganan Perdarahan Pascasalin Terkini dalam Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu