Andrianto Kurniawan, Risanto Siswosudarmo
Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, UGM, Yogyakarta
Abstrak
Latar Belakang: Periode pascasalin merupakan saat dimana seorang wanita memiliki motivasi yang besar untuk memulai penggunaan alat kontrasepsi. Pemasangan IUD pada periode ini dapat menjadi metode yang ideal pada beberapa wanita. Namun demikian, cakupan pelayanan IUD pascasalin tidaklah menggembirakan, hanya berkisar 14,06% dari capaian KB pascasalin baru. Beberapa permasalahan yang teridentifikasi antara lain belum tersosialisasinya pelayanan KB pascasalin dengan baik. Konseling IUD pascasalin pada saat yang tepat diharapkan dapat meningkatkan keikutsertaan metode kontrasepsi ini.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan angka penerimaan IUD pascasalin antara kelompok klien yang dikonseling sejak asuhan antenatal dengan saat persalinan saja.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif quasi experimental yang membagi subyek penelitian menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok klien yang diberikan konseling sejak asuhan antenatal dan kelompok kedua adalah kelompok klien yang mendapatkan konseling saat dalam persalinan saja. Chi square dan risiko relatif dipakai untuk uji statistika untuk membandingan 2 proporsi.
Hasil: Penelitian ini melibatkan 120 subyek dengan rincian 56 subyek (45.2%) diberikan konseling sejak asuhan antenatal dan 64 subyek (51.6%) diberikan konseling saat persalinan saja. Angka penerimaan IUD kelompok pertama adalah 20 dari 56 (35,7%) sedang pada kelompok kedua sebanyak 20 dari 64 (31,3%). Secara statistik kedua kelompok tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan RR 1,14 (95% CI 0,69 – 1,90).
Kesimpulan: Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok klien yang dikonseling sejak asuhan antenatal dibandingkan dengan konseling saat persalian saja. Hal ini mungkin karena jumlah sampel yang masih kurang.
Kata Kunci: IUD pascasalin, waktu konseling, penerimaan