Eka Fransiska, Nuring Pangastuti, Nurhadi Rahman
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada/RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta
Abstrak
Latar Belakang: Hasil penelitian epidemiologis menyatakan prolaps organ panggul memberat dengan bertambahnya usia. Hilangnya kelenturan jaringan penyokong pada usia tua dianggap menimbulkan prolaps organ panggul. Salah satu prolaps organ panggul anterior yang sering terjadi adalah sistokel.
Tujuan: Untuk menilai hubungan peningkatan usia dengan memberatnya derajat sistokel.
Rancangan/Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang dilaksanakan di Yayasan Wredha Mulya Yogyakarta pada bulan Oktober 2014. Pengukuran organ panggul menggunakan pelvic organ prolaps quantification (POPQ). Kriteria inklusi yaitu pasien yang mengalami prolaps organ panggul, usia 50-90 tahun dan bersedia menjadi responden penelitian. Kriteria ekslusi yaitu pasien dengan mobilisasi terbatas, tidak kooperatif, serta terdapat keluhan gejala infeksi saluran kemih. Data dianalisis menggunakan software SPSS versi 16.
Hasil: Terdapat 21 subyek penelitian. Rata-rata usia responden yang mengalami sistokel derajat 1 dan 2 yaitu 67,17 dan 68,27 tahun. Hasil penelitian ini hanya menunjukkan peningkatan usia rata-rata 1 tahun yang berhubungan dengan peningkatan derajat sitokel. Nilai ini tidak memiliki kemaknaan secara statistik (p = 0,81).
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang tidak bermakna secara statistik antara peningkatan usia dengan memberatnya derajat sistokel. Memberatnya derajat sistokel tidak hanya dipengaruhi oleh peningkatan usia, tetapi merupakan situasi yang kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor.
Kata Kunci : Prolaps organ panggul, sistokel, usia