PENDAHULUAN
Epidemiologi adalah cabang ilmu yang mempelajari distribusi dan penyebab suatu penyakit yang ada dalam suatu masyarakat atau populasi. Epidemiologi klinis adalah suatu pendekatan secara epidemiologi untuk melakukan dan menganalisis suatu observasi atau kejadian dalam bidang kesehatan. Kejadian utama yang paling menarik untuk diperhatikan adalah penyakit dan apa yang menjadi penyebab penyakit tersebut. Dengan demikian tujuan dasar epidemiologi klinis adalah untuk mengembangkan cara observasi dan analisis klinis sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang benar dan terpercaya.
Uji klinis adalah salah satu bentuk penelitian epidemiologi klinis yang secara khusus meneliti suatu intervensi baik yang berupa suatu tindakan (misal jenis operasi A dibandingkan dengan jenis operasi B) maupun pengobatan (obat Adibandingkan dengan obat B). Uji klinis merupakan bagian yang sangat penting dalam bidang pengembangan obat terutama dalam pengujian obat-obat baru. Dalam arti khusus yang dimaksud uji klinis adalah uji klinis fase III atau lebih dikenal sebagai Randomized Clinical Trial atau Randomized Controlled Trial (RCT). Dalam bahasa Indonesia kami menggunakan istilah Uji Klinis secara Random atau UKR. Permasalahan dalam praktek kedokteran yang memerlukan pendekatan epidemiologi klinis dapat disusun sebagai berikut:
1. Normal – Sakit. Apakah definisi normal dan sakit? Apakah seseorang dalam kondisi sehat atau sakit?
2. Diagnosis. Seberapa jauh akurasi cara (tes) diagnostik untuk menentukan adanya penyakit?
3. Frekuensi. Seberapa sering suatu penyakit berjangkit dalam populasi?
4. Risiko. Faktor risiko apakah yang memungkinkan meningkatnya kejadian suatu penyakit?
5. Prognosis. Akibat apa yang mungkin terjadi karena menderita suatu penyakit?
6. Pengobatan. Bagaimana suatu cara pengobatan atau sebuah obat dapat mengubah perjalanan suatu penyakit?
7. Penyebab. Keadaan apa yang menjadikan timbulnya suatu penyakit? Bagaimana patogenesis suatu penyakit?
Pengertian penyakit (sakit dalam arti luas) meliputi keadaan sebagai berikut:
1. Death: kematian.
2. Disease: gabungan dari tanda dan gejala yang terlihat secara fisik dan hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan adanya gangguan.
3. Disability: suatu gangguan fungsional yang mengakibatkan adanya ketidakmampuan seseorang untuk hidup normal sehari-hari ataupun dalam pekerjaan.
4. Discomfort: perasaan yang tidak enak seperti sakit pusing mual, kabur, lelah, dan sebagainya.
5. Dissatisfaction: gangguan emosi dan mental seperti takut, cemas, marah, depresi, sedih dan lain-lain.
TUJUAN PENELITIAN EPIDEMIOLOGI KLINIS
1. Menggambarkan status kesehatan dalam suatu populasi.
2. Memperkirakan besarnya kejadian suatu masalah kesehatan (penyakit) yang umumnya digambarkan dalam angka insidensi, prevalensi atau rate.
3. Menentukan hubungan suatu penyakit dengan faktor risikonya, yang sering digambarkan dalam bentuk risiko relatif atau odds ratio.
4. Mencari ada tidaknya hubungan timbal balik antara dua gejala atau variabel. Biasanya dinyatakan dengan koefisien korelasi.
5. Menentukan besarnya keberhasilan suatu intervensi tertentu terhadap satu masalah kesehatan, atau membandingkan cara intervensi baru dengan cara lama; misalnya berapa angka kesembuhan sebuah obat baru dibandingkan dengan obat standard yang sudah ada. Hasilnya sering dinyatakan dengan risiko relatif, number needed to treat dan lain-lain.
Ringkasan
1. Analisis stratifikasi bertujuan untuk menangani faktor ketiga (variabel luar) apakah ia sebagai confounding factor atau effect modifier.
2. Kalau ia mendistorsi effect dengan Risk Difference >15%, maka ia adalah confunder. Confounder sebaiknya ditangani sejak mendesain sebuah penelitian atau saat melakukan analisis, dengan melakukan analisis stratifikasi Mantel-Haenszel.
3. Kalau ia menghasilkan strata tertentu dengan efek paling besar atau paling kecil maka ia adalah effect modifier, dan ini merupakan informasi yang sangat berharga, terutama kalau menyangkut intervensi dalam program kesehatan masyarakat.
4. Beberapa karakteristik data yang memerlukan analisis MH antara lain adalah:
a. Adanya satu variabel dependent (outcome) yang berupa data dikotom.
b. Adanya satu variabel independent (exposure) yang juga berupa data dikotom.
c. Satu faktor ketiga (variabel luar) yang berpotensi mengganggu outcome (efek). Bila faktor ketiga dalam bentuk data kontinyu, ia
harus diubah menjadi data diskrit, bisa dikotomik bisa pula ordinal.
d. Jika faktor ketiga lebih dari satu, masing-masing dianalisis sendiri. (Jika variabel luar diolah bersama-sama dengan variabel independent utama maka tes yang digunakan adalah analisis regresi logistik)
Catatan:
Pada saat analisis data, gunakan selalu paket program statitika yang ada dalam komputer. Never do manually!